Cerita KKN anak Gizi : KKN di Petungkriyono, Pekalongan part 2
Kembali lagi ke cerita KKN saya. Nah
sebagai anak gizi, bidang kesehatan atau medika umumnya, saya menjalan beberapa
program kesehatan sebagai proker pokok saya. Proker saya yang pertama yaitu cek
kesehatan gratis, berupa pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan konsultasi
kesehatan untuk warga, serta pemberian informasi mengenai pentingnya
pemeriksaan kesehatan. Awalnya, untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hanya
akan dilakukan 1 kali dengan sasaran 50 orang yang terdiri atas bapak-bapak dan
ibu-ibu warga dusun Tlogopakis. Namun atas saran dari kades, pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan digabungkan dengan acara tahlilan rutin bapak-bapak dan
ibu-ibu dusun Tlogopakis. Untuk tahlilan rutin bapak-bapak, dibagi menjadi 4
RT, yang dilaksanakan setiap kamis malam ba’da Isya. Sedangkan untuk tahlilan
ibu-ibu, semua RT digabung menjadi satu, yaitu setiap hari rabu malam.
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan
berjalan lancar, namun untuk 2 RT ada yang tidak sesuai harapan karena peserta
yang hadir sedikit. Oleh karena itu, saya
dan teman-teman melakukan pemeriksaan kesehatan keliling kerumah-rumah warga. Setelah
saya jalankan, ternyata pemeriksaan kesehatan keliling lebih efektif karena hampir
semua warga dirumah bisa ikut diperiksa, dan edukasi kesehatannya lebih baik
karena jumlahnya sedikit (lebih privat). Selain itu, kami jadi bisa mengobrol
lebih dekat dengan masyarakat, jadi lebih kenal dan akrab. Kelemahannya sih ya
dananya, dan juga jadi banyak disuguhi makanan, apalagi setiap kerumah warga
pasti diberikan teh atau kopi yang manis banget, gula darah saya gimana ini
hehe.
Suasana pemeriksaan kesehatan |
Nah, dari hasil pemeriksaan kesehatan,
tekanan darah masyarakat cenderung tinggi. Setelah melakukan pengamatan dan
wawancara, diperoleh bahwa penyebab tekanan darah yang cenderung tinggi akibat
pola makan dan kebiasaan merokok. Apalagi konsumsi kopi disini tinggi, karena
merupakan pengahasil kopi yang cukup banyak. Untuk kadar gula darah warga juga
cukup tinggi. Hal ini disebabkan warga sering mengkonsumsi teh manis, satu hari
bisa mencapai 3 gelas dengan jumlah gula yang banyak.
Kemudian program kedua yaitu penyuluhan
gizi untuk ibu-ibu, yang berisi tentang kebutuhan gizi bayi, balita dan juga
ibu hamil. Pelaksanaan penyuluhan gizi dan kesehatan ini bersamaan dengan
posyandu bulanan rutin dusun Tlogopakis yang biasanya diadakan 15 setiap bulannya.
Rencananya saat pelaksanaan, kami mengundang ahli gizi dari puskesmas
Petungkriyono, yaitu Ibu Laely untuk menjadi pembicara. Namun karena suatu hal,
Ibu Laely tidak dapat hadir memenuhi undangan sehingga saya harus menggantikan
beliau. Bayangkan, h-1 jam dikabari bahwa ibunya berhalangan, saya deg-degan
banget kan ya, mana materi dari ibunya belum dapat. Akhirnya saya sercing kilat
materi-materi penyuluhan, alhamdulillah sempat.
Dan alhamdulillah antusiasme ibu-ibu peserta posyandu cukup baik, banyak
yang hadir, walaupun tidak aktif bertanya, yah memang pemberian materi kurang
maksimal, dadakan sih.
Penyuluhan Gizi |
Selanjutnya program ketiga dan keempat
yaitu Resiko Bencana Tanah Longsor pada Warga Sekitar Tempat Wisata dan
Sosialisasi Pertolongan Pertama Gawat Darurat saat Bencana di Tempat Wisata. Dari
namanya sudah jelaskan ya seperti apa programnya? Sosialisasinya kami
laksanakan secara door-to-door,
supata lebih efektif. Nah kenapa program ini digabung? Karena pelaksanaannya
kami buat bersamaan untuk menghemat tenaga dan waktu. Saya mengerjakan proker
ini dibantu teman saya, baik dari medika maupun bidang lain. Alhamdulillah
berjalan lancar, mendekatkan saya dengan warga juga karena sekalian silaturahim
dan ngobrol dengan warga.
Sosialisasi PPGD |
Sosialisasi Resiko Bencana |
Program yang selanjutnya ini yang non
medika, ada 3 yaitu Ngobrol Asik dengan Remaja Putri di Dusun Kambangan
membahas Nikah Muda, festival Curug Bajing dan strategi pemasaran produk lokal
berupa tingting jahe. Untuk yang proker ngobrol asik, saya berkolaborasi dengan
teman saya dari psikologi untuk menyampaikan materi, sebagai gantinya, teman
saya mengadakan sosialisasi jajan sehat untuk anak-anak yang materinya dari
saya. Kenapa melakukan proker ini? Karena di desa tlogopakis, angka pernikahan
dini sangat tinggi, perempuan yang seumuran saya, sudah banyak yang punya anak.
Bahkan saya juga pernah ditanyai oleh anak-anak desa sana, “kak diah umurnya 21
tahun? Anaknya ada berapa kak?”. Selain itu, saat ngobrol asik adek-adek remaja
disana kaget saat kami beritahu kalau dikota, biasanya menikah usia 25an. “wah
kok tua kak disana nikahnya? Tapi ya dikota perawatan deng ya” saya mah nyengir
aja, sampai segitunya mereka menganggap usia 25 tahun sudah tua, sudah pantas
punya anak hehe.
Alhamdulillah programnya lancar, para
remaja putri disana antusias, banyak bertanya, dan mulai bisa terbuka mengenai
pernikahan dini. Kami berusaha mejelaskan supaya remaja disana fokus
menggunakan usia muda untuk berkarya, sekolah dulu, baru memikirkan pacaran
atau menikah. Tapi mungkin untuk pelaksanaannya cukup sulit, karena disana
orang tua juga turut andil dalam pernikahan dini. Ada mitos, jika ada lelaki
yang datang melamar lalu ditolak, perempuan yang menolak bakal tidak laku,
makanya disana mayoritas menikah dini.
Lanjut ke dua program terakhir, untuk
strategi pemasaran saya full dibantu teman saya dari manajemen, karena walaupun
di gizi ada mata kuliah manajemen, tapi saya tidak menguasai hal-hal begini.
Nah sebagai gantinya, teman saya mengadakan sosialisasi dagusibu, yang dibantu
oleh teman-teman medika. Alhamdulillah lancar, saya saat program ini juga
membantu produsennya (mbak maryana, baru 18 tahun loh) dalam membuat produknya
dan mendesain label, jadi cukup dekat juga dengan mbaknya ini.
Tingting Jahe |
Program terakhir merupakan acara puncak
tim KKN kami di Desa Tlogopakis, yaitu Festival Curug Bajing. Disini saya
sebagai koordinator untuk mengurusi pameran produk lokal dari setiap dusun di
Desa Tlogopakis. Festival Curug Bajing, atau sering disebut Cuba Fest merupakan
acara tahunan yang di pelopori oleh Tim KKN-PPM UGM 2016, bekerjasama dengan
pemuda dusun Tlogopakis dan Pokdarwis Lumbung Lestari sebagai pengelola wisata
alam Curug Bajing. Cuba Fest 2017 meliputi pameran produk lokal, penampilan
kesenian tradisional, dan pameran foto kegiatan Tim KKN. Selain dipamerkan,
produk lokal dan kesenian tradisional dari masing-masing dusun dilombakan antar
dusun. Produk lokal yang dipamerkan berasal dari 6 Dusun yang ada di Desa
Tlogopakis . Cuba Fest berjalan lancar dan cukup ramai pengunjung. Banyak
pengunjung yang antusias untuk membeli produk lokal Desa Tlogopakis, karena
banyak produk yang dikemas unik dan hanya ada di Desa Tlogopakis. Untuk
kesenian tradisional juga cukup menarik pengunjung untuk menyaksikan kelincahan
anak-anak desa Tlogopakis dalam membawakan berbagai tarian.
Nah itu tadi proker saya selama 2 bulan
KKN. Selain mengerjakan proker, kegiatan apalagi yang saya lakukan selama KKN? Akan
saya lanjutkan di artikel selanjutnya, dikarenakan takut kepanjangan hehe. See
you next article, semoga bermanfaat ^_^
Komentar
Posting Komentar