Contoh HACCP Menu Rumah Sakit part 1
Picture by it.depositphotos.com |
Hai jumpa lagi, setelah sebelumnya saya sharing mengenai asuhan gizi pasien dengan penyakit tertentu, yang berkaitan dengan gizi klinik, kali ini saya akan sharing salah satu materi dalam mata kuliah penyelenggaraan gizi intitusi. Materi tentang apa itu? materi yang menurut saya penting tapi memang cukup rumit, yaitu mengenai HACCP. Mengapa penting? karena jika kalian berminat untuk bekerja di rumah sakit ataupun di industri makanan, ahli gizi diharuskan memiliki kompetensi melakukan HACCP ini, untuk menjamin keamanan makanan yang akan diberikan kepada konsumen. Oke langsung saja, disini saya memberikan contoh HACCP snack rumah sakit saat saya PKL di Banyumas. Dalam pengerjaannya dibimbing oleh ahli gizi di rumah sakit Banyumas.
KROKET (Snack Pagi Pasien DM Tanggal 19 Mei 2017)
A.
Deskripsi Produk
Nama produk : Kroket
Konsumen : Snack pagi untuk pasien diet DM
Institusi
produsen : Instalasi Gizi RSUD Banyumas
Uraian
Deskripsi :
No
|
Komponen
|
Deskripsi
|
A.
|
Bahan
makanan yang digunakan
|
|
1.
|
Bahan utama
|
Kentang, wortel, daging dada ayam,
tepung terigu, telur ayam, tepung panir
|
2.
|
Bahan lainnya
|
Bawang putih, garam, gula pasir, merica,
air, minyak goring
|
B
|
Proses
Produksi
|
|
1.
Bahan-bahan
kering dikeluarkan dari gudang saat produksi kroket. Bahan makanan basah,
yakni kentang, wortel, daging dada ayam, bawang merah, dan bawang putih
didatangkan H-1 produksi kroket. Jumlah bahan yang disiapkan sudah
disesuaikan dengan banyaknya porsi yang akan dibuat.
2.
Membersihkan
peralatan yang akan digunakan.
3.
Menyiapkan
kentang, wortel dan daging dada ayam yang sudah dipotong pada H-1 produksi
4.
Menyiapkan
bumbu yaitu bawang putih giling, garam, gula pasir dan merica
5.
Menumis
bumbu dengan minyak goreng
6.
Memasukkan
kentang kedalam wajan, kemudian ditunggu sampai cukup matang dan lunak
7.
Memasukkan
wortel dan daging ayam, diaduk sampai tercampur dan matang
8.
Memasukkan
tepung terigu dan air lalu aduk rata
9.
Masukkan
daun bawang, ratakan lalu diangkat dan dimasukkan dalam wadah
10. Adonan kroket didinginkan, kemudian
dibentuk lonjong
11. Memecah telur ayam dan menyiapkan tepung
panir untuk melapisi kroket
12. Adonan kroket dimasukkan ke dalam telur,
lalu dibalurkan dengan tepung panir
13. Goreng dengan api yang kecil dengan metode
deep frying.
14.
Setelah
kroket berwarna keemasan, angkat dari penggorengan dan tiriskan.
|
||
C
|
Penanganan
setelah selesai pengolahan atau sebelum distribusi
|
|
Kroket dibungkus dengan plastik
perekat lalu diletakkan di keranjang sampai waktu distribusi tiba.
|
||
D
|
Distribusi
|
|
Snack kroket hanya diberikan pada pasien dengan diet
DM. Petugas yang bertanggung jawab di bagian snack akan mendaftar jenis
diet pasien di setiap bangsal kemudian
menuliskan catatan berisi daftar pesanan diet pada bangsal, jumlah, dan jenis
snack yang akan diberikan. Snack dimasukkan ke keranjang yang sudah diberi
catatan sebagai pedoman pramusaji saat distribusi di setiap bangsal sesuai
jumlah pasien yang memperoleh diet DM pada bangsal tersebut. Snack kroket
telah dibungkus menggunakan plastik.
|
||
E
|
Konsumsi
|
|
Snack kroket disajikan kepada pasien
DM sebagai selingan pagi yang merupakan menu dari siklus 9 (tanggal 19 April
2017). Snack kroket diberikan kepada pasien dengan diet DM.
|
B.
Identifikasi bahaya dan risiko bahaya
Formulir 1.
Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya
Nama Makanan : Kroket
|
||||
No
|
Bahan Mentah/ Bahan Tambahan/ Proses Pembuatan
|
Bahaya
(F/K/M)
|
Jenis Bahaya
|
Cara Pencegahan
|
Bahan
Mentah/Tambahan
|
||||
1.
|
Kentang
|
F
|
Debu,
tanah
|
Sortasi sebelum penyimpanan bahan makanan, dibersihkan dengan benar
kemudian disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup rapat
|
M
|
Ceratocystis
fimbriata, Rhizopus sp., Diaporthe batalis, Diplodia tuhericola, Macrophomina
phaseoli
|
Penanganan secara hati-hati dan sortasi sebelum penyimpanan bahan
makanan. Dilakukan pemanasan optimal saat pemasakan untuk meminimalisir
mikrobia
|
||
2.
|
Wortel
|
F
|
Debu,
tanah
|
Dibersihkan dengan benar kemudian disimpan dalam wadah yang bersih dan
tertutup rapat
|
M
|
Salmonella sp., E. coli, Stemphylium radicinum, Rhizopus sp.
|
Dilakukan proses sortasi sebelum penyimpanan. Penyimpanan wortel pada
suhu sekitar 0oC untuk menghambat mikrobia.
Pemasakan dengan suhu optimal
|
||
3.
|
Tepung
terigu
|
F
|
Debu,
pasir, kerikil
|
Disimpan dalam wadah tertutup rapat sebelum dan setelah digunakan
|
K
|
Mikotoksin
|
Menyimpan bahan dengan benar pada kondisi kering dan tertutup, dengan
Aw yang terjaga.
|
||
M
|
E. coli, Bacillus cereus,
Kapang
|
Menyimpan bahan dengan suhu yang tepat dan wadah yang bersih serta
tertutup. Selalu mengawasi kebersihan lingkungan dan sarana ruang
penyimpanan.
|
||
5.
|
Daging
dada ayam
|
F
|
Debu/Kotoran
|
Proses sortasi dan dibersihkan dengan benar saat penerimaan, kemudian
disimpan dalam wadah bersih dan tertutup rapat
|
M
|
Koliform, Staphylococcus aureus, Salmonella sp, Escherichia coli, Campylobacter
sp.
|
Pemasakan dengan suhu sekitar 120oC
|
||
4.
|
Telur
ayam
|
F
|
Kotoran,
retak, bintik merah,tidak tenggelam saat direndam
|
Dibuat spesifikasi bahan makanan sebagai dasar pengecekan saat
penerimaan bahan. Telur dicuci sebelum digunakan.
|
M
|
Salmonella sp., C. perfringens,
Campylobacter , E. coli, S. aureus
|
Pemasakan dengan suhu sekitar 120oC selama minimal 8 menit.
|
||
6.
|
Tepung
Panir
|
F
|
Debu,
pasir, kerikil
|
Disimpan dalam wadah tertutup rapat sebelum dan setelah digunakan
|
K
|
Mikotoksin
|
Menyimpan bahan dengan benar pada kondisi kering dan tertutup, dengan
Aw yang terjaga.
|
||
M
|
E. coli, Bacillus cereus,
Kapang
|
Menyimpan bahan dengan suhu yang tepat dan wadah yang bersih serta
tertutup. Selalu mengawasi kebersihan lingkungan dan sarana ruang
penyimpanan.
|
||
7.
|
Bumbu
basah (bawang putih giling)
|
F
|
Debu,
kerikil, benda asing lain
|
Memastikan kebersihan dan kualitas bahan
dalam kondisi yang baik.
|
M
|
Bakteri coliform
|
Menyimpan pada
suhu dingin untuk menghambat tumbuhnya mikroorganisme
|
||
8.
|
Bumbu
kering (garam, gula pasir, merica bubuk)
|
F
|
Pasir, kerikil, benda asing lain
|
Memastikan bahwa bumbu kering diterima sesuai dengan spesifikasi.
|
M
|
Kapang
|
Disimpan dalam tempat kering dengan
suhu 19oC - 20oC (Trisnaini, 2012).
|
||
9.
|
Minyak
goreng
|
K
|
Oksidasi
|
Menyimpan minyak goreng dalam tempat yang tertutup rapat dan suhu
sesuai.
|
10.
|
Air
|
K
|
Logam
berat seperti Hg, As, dan Pb
|
menggunakan sumber air yang baik dan tidak terkontaminasi.
|
M
|
Mikroba
pathogen
|
Pemanasan pada suhu 1000 C
|
||
Proses Pembuatan
|
||||
1.
|
Penyimpanan
bahan makanan basah
|
F
|
Pasir,
debu, lalat
|
Menyimpan dalam wadah yang tertutup, bersih dan kering
|
2.
|
Penyimpanan
bahan makanan kering
|
F
|
Debu,
kotoran
|
Menyimpan dalam wadah tertutup, bersih dan kering
|
M
|
E. coli dan kapang
|
Menyimpan dalam wadah yang bersih, kering, tertutup, serta suhu dan Aw
terjaga.
|
||
3.
|
Penumisan dan pencampuran bumbu dengan
bahan kroket
|
F
|
Rambut, keringat, debu
|
Penjamah makanan menggunakan
APD yang meliputi masker, penutup kepala, dan sarung tangan. Menggunakan
peralatan yang bersih.
|
4.
|
Memindahkan adonan ke wadah
|
F
|
Keringat, debu
|
Menggunakan alat bantu
berupa sendok atau mengenakan sarung tangan khusus dan menggunakan wadah yang
bersih dan kering
|
5.
|
Membentuk adonan kroket
|
F
|
Keringat, debu
|
Menjaga tangan tetap
bersih, meja yang digunakan bersih, dan mengenakan APD untuk penjamah makanan
(masker, sarung tangan, penutup kepala).
|
M
|
Staphylococcus
aureus, E. coli
|
Penjamah makanan
menjaga kebersihan tangan selama proses berlangsung
|
||
6.
|
Membaluri kroket dengan telur dan
tepung panir
|
F
|
Keringat, rambut, debu
|
Menjaga tangan tetap
bersih, meja yang digunakan bersih, dan mengenakan APD untuk penjamah makanan
(masker, sarung tangan, penutup kepala).
|
M
|
Staphylococcus
aureus, E. coli
|
Penjamah makanan
menjaga kebersihan tangan dan menggunakan sarung tangan selama proses
berlangsung
|
||
7.
|
Menggoreng
dengan minyak panas
|
F
|
Residu
penggorengan, debu
|
Menggunakan minyak yang baru, mengambil residu sebelum menggoreng yang
berikutnya, menggunakan penggorengan yang bersih.
|
K
|
Oksidasi
|
Minyak selalu diganti setiap tiga kali pemakaian.
|
||
8.
|
Meniriskan
|
F
|
Debu
|
Menggunakan peralatan yang bersih, tidak dibiarkan di tempat terbuka
dalam waktu yang lama.
|
M
|
Bakteri
di udara
|
Tidak dibiarkan di lingkungan terbuka dalam waktu yang lama
|
||
9.
|
Mendinginkan
dengan kipas angina
|
F
|
Debu
|
Makanan diletakkan di wadah yang bersih dan kering, menggunakan kipas
angin yang bersih
|
M
|
Bakteri
di udara
|
Tidak dibiarkan di lingkungan terbuka dalam waktu yang lama.
|
||
10.
|
Mengemas
dengan plastic
|
F
|
Keringat,
debu
|
Penjamah makanan menjaga kebersihan tangan, mengenakan APD seperti masker,
sarung tangan, dan penutup kepala), menggunakan plastik yang baru dan bersih,
mengemas di meja yang bersih.
|
M
|
Staphylococcus aureus, E. coli
|
Mengenakan sarung tangan, menggunakan masker saat berbicara
|
||
11.
|
Penyimpanan
sebelum distribusi
|
F
|
Debu
|
Menggunakan wadah yang bersih, tertutup dan kering.
|
M
|
E. coli
|
Menutup rapat kemasan, menutup wadah, simpan di tempat yang tidak
lembab.
|
||
12.
|
Pendistribusian
|
F
|
Debu
|
Menggunakan wadah yang bersih dan kering, pramusaji mengenakan pakaian
yang bersih dan mencuci tangan sebelum distribusi.
|
M
|
E. coli
|
Menjaga peralatan yang digunakan tetap bersih dan kering, mencuci
tangan sebelum distribusi, menggunakan wadah tertutup.
|
Keterangan : F = Fisik, K = Kimia, M = Mikrobiologis
Formulir 2.
Analisa Risiko Bahaya pada Produk
Nama Makanan : Kroket
NO
|
BAHAN
|
KELOMPOK
BAHAYA
|
KATEGORI
RESIKO
|
|||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
|||
1
|
Kentang
|
.
|
.
|
.
|
VI
|
|||
2
|
Wortel
|
.
|
.
|
.
|
VI
|
|||
3
|
Tepung terigu
|
.
|
.
|
.
|
VI
|
|||
4
|
Daging dada ayam
|
.
|
.
|
.
|
VI
|
|||
5
|
Telur ayam
|
.
|
.
|
.
|
VI
|
|||
6
|
Tepung panir
|
.
|
.
|
.
|
VI
|
|||
7
|
Air
|
.
|
.
|
.
|
VI
|
|||
8
|
Minyak goring
|
.
|
.
|
VI
|
Berdasarkan risiko dan bahayanya, kroket
merupakan produk makanan dengan kategori bahaya VI. Hasil tersebut diperoleh
setelah dicocokkan dengan kategori risiko dan bahaya, sebagai berikut.
Tabel Kategori Risiko dan Bahaya
Kategori
Risiko
|
Kategori
Bahaya
|
Keterangan
|
0
|
0 (tidak ada bahaya)
|
TIDAK mengandung bahaya A s.d. F
|
I
|
(+)
|
Mengandung SATU
bahaya B s.d. F
|
II
|
(++)
|
Mengandung DUA bahaya
B s.d. F
|
III
|
(+++)
|
Mengandung TIGA
bahaya B s.d. F
|
IV
|
(++++)
|
Mengandung EMPAT
bahaya B s.d. F
|
V
|
(+++++)
|
Mengandung LIMA
bahaya B s.d. F
|
VI
|
A+ (kategori khusus)
|
Kategori resiko paling tinggi, semua makanan yang
mengandung BAHAYA A DENGAN/TANPA
bahaya B – F
|
Komentar
Posting Komentar