Diet untuk penyakit Ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD) Part I
Chikitsa.com |
Penyakit ginjal kronis atau
Chronic Kidney disease (CKD) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan penurunan
fungsi ginjal. Fungsi ginjal sendiri sangat penting dalam menjaga keseimbangan tubuh,
diantaranya membuang sisa air dari darah dalam bentuk urin, menjaga
keseimbangan garam dan mineral yang bersirkulasi dalam tubuh seperti kalsium,
fosfor, natrium, dan kalium. Selain itu ginjal juga menghasilkan hormon yang
memiliki fungsi penting dalam pembentukan sel darah merah, mengatur tekanan
darah dan menjaga kekuatan tulang.
Oleh karenanya, jika terjadi
penyakit ginjal kronis, sering kali terjadi efek seperti peningkatan tekanan darah (hipertensi),
menurunnya sel darah merah (anemia), adanya pembengkakan berisi air (edema)
dibeberapa bagian tubuh, gangguan jantung karena keseimbangan mineral terganggu
dan juga kerapuhan tulang.
Ginjal yang sudah terganggu
fungsinya umumnya jarang dapat dikembalikan seperti sedia kala, hanya dapat dipertahankan
fungsinya supaya tidak menjadi lebih parah. Oleh karena itu, sangat penting
memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh orang dengan penyakit ginjal kronis.
Asupan makan yang harus diperhatikan antara lain jumlah kalori, protein, lemak,
natrium, kalium, fosfor dan juga cairan atau air yang dikonsumsi perhari. Untuk
bagian satu akan membahas tentang asupan gizi makro yang harus diatur meliputi
jumlah kalori, protein dan lemak.
Jumlah Kalori
Mengapa jumlah kalori penting
diperhatikan pada orang dengan CKD? Karena kebanyakan orang dengan CKD
mengalami penurunan nafsu makan, sehingga asupan makan menurun megakibatkan
penurunan status gizi. Status gizi yang tidak normal rentan mengalami berbagai
penyakit.
Protein
Protein merupakan komponen
penting dalam makanan yang mendukung keberlangsungan berbagai proses dalam
tubuh. Namun sisa hasil pemecahan protein dalam tubuh perlu dibuang melalui
darah oleh ginjal, sehingga jika asupan protein berlebih akan memperberat kerja
ginjal, menyebabkan fungsi ginjal semakin menurun. Oleh sebab itu perlu
pengaturan dalam konsumsi protein pada orang dengan CKD, karena jika jumlahnya
kurang dapat memperparah anemia, namun jika berlebih menyebabkan fungsi makin
menurun. Untuk CKD yang tidak hemodialisis atau HD atau cuci darah secara
rutin, membutuhkan jumlah protein yang lebih sedikit dibandingkan yang HD
rutin.
Protein pada orang dengan CKD
tanpa HD lebih memprioritaskan lauk hewani, seperti ayam, daging, ikan, telur
dan susu, yang dikonsumsi 3 kali sehari. Untuk lauk nabati boleh dikonsumsi
namun dalam jumlah terbatas, contohnya konsumsi tempe atau tahu 1 kali sehari.
Hal ini karena protein hewani lebih mudah dan banyak diserap dibandingkan
protein nabati, sehingga dengan jumlah sedikit sudah mencukupi kebutuhan
protein pada orang dengan CKD.
Berbeda dengan CKD tanpa HD, jika
sudah HD rutin, protein perlu ditingkatkan jumlahnya, dikarenakan protein banyak
hilang pada proses cuci darah. Oleh karena itu untuk orang dengan CKD yang HD
rutin disarankan menambah konsumsi lauk hewani, untuk lauk nabati diperbolehkan
sampai 2 kali sehari.
Lemak
Mengapa asupan lemak penting
untuk diperhatikan? Karena konsumsi lemak dengan jenis dan jumlah yang tidak
tepat dapat mentyebabkan terjadinya penyakit jantung dan stroke, dimana pada
orang dengan CKD sangat beresiko mengalami penyakit jantung ataupun stroke
akibat hipertensi maupun penyumbatan pembuluh darah. Lemak jenuh dan lemak
trans umumnya terdapat pada produk hewani seperti daging merah, ungags, susu,
dan butter, serta produk roti seperti kue dan kukis, donat dan gorengan. Sumber
lemak tidak jenuh antara lain minyak sayur seperti minyak jagung, minyak
kedelai, minyak zaitun, yang relative lebih sehat dibandingkan lemak dari
hewan.
Sumber
Komentar
Posting Komentar