Asuhan Gizi pada Pasien STEMI Inferior Dextra
picture by www.ina-ecg.com |
Kali ini saya akan kembali
memberikan contoh asuhan gizi untuk pasien STEMI. Namun untuk asuhan
gizinya, ada sedikit perbedaan dengan asuhan yang sudah saya posting
sebelumnya, karena pada kasus ini saya menggunakan pedomen IDNT (International Dietetics and Nutrition Terminology) terbaru atas
permintaan ahli gizi pembimbing dari RS Sardjito. Jika sudah membaca sharing
saya mengenai pengalaman PKL di RSUP Sardjito, pasti tahu ceritanya bagaimana saya
mengerjakan kasus ini. Untuk yang belum mengetahui tentang STEMI, berikut saya
sertakan tinjauan pustaka singkat mengenai STEMI dan hal-hal lain yang terkait. Selanjutnya bisa disimak uraian kasus dan asuhan gizinya,
semoga bermanfaat ^_^.
ASESMEN
PASIEN
I.
IDENTITAS
PASIEN
Nama
: Ny. N
|
Tanggal
Kasus : 25 Oktober 2017
|
Umur :
25 tahun
|
Diagnosis
medis : STEMI Inferior Dextra Post Primary PCI, TAVB on TPM
|
II.
SKRINING GIZI
Metode Skrining
|
NRS-2002
|
Skor
|
3
|
Kesimpulan
|
Pasien
berisiko malnutrisi, butuh konsultasi ahli gizi.
|
III.
RIWAYAT
PENYAKIT
Keluhan Utama
|
Nyeri
dada sebelah kiri
|
Riwayat Penyakit Sekarang
|
Nyeri
dada sebelah kiri terasa berat seperti tertindih tembus punggung menjalar ke
lengan kiri semakin berat >20 menit, berkeringat dingin, menyusui anak
usia 2 bulan
|
Riwayat Penyakit Dahulu
|
Hipertensi
dan kolesterol tinggi (>250 mg/dL), sudah pernah mendapat konsultasi gizi
|
Riwayat Penyakit Keluarga
|
Penyakit
jantung coroner
|
IV.
BERKAITAN
DENGAN RIWAYAT DIET
a.
Masalah
gastrointestinal, alergi makanan, kesehatan mulut dan gigi, perubahan berat
badan, dsb.
Alergi
makanan
|
Tidak
ada
|
Gangguan
gastrointestinal
|
Tidak
ada
|
Perubahan
BB
|
Tidak
ada penurunan BB
|
Makanan
pantangan
|
Tidak
ada
|
Makanan
tidak disukai
|
Susu,
karena takut mual
|
b. Pola
Makan
Domain
Asupan FH – 1.1.1 Asupan Energi dan FH – 1.5.1 Asupan Lemak dan Kolesterol
Sebelum masuk RS
|
Pola makan 3x sehari,
selingan 4x sehari
Makanan pokok nasi 3x sehari
@2,5 centong (250 gr)
Lauk hewani : ikan lele/tuna/tongkol
8x seminggu @1 ekor/potong, ikan wader 2x seminggu @2 sdm, ayam 2x seminggu
@1 potong, telur 3x seminggu @1 butir, daging 2x sebulan @1 potong, pemasakan
digoreng dan bersantan
Lauk nabati : tahu 3x
seminggu @ 1 potong, tempe 3x seminggu @1-2 potong, pemasakan digoreng
Sayur : sayur brongkos/oseng
terong/sop/sayur bayam/pokcoy 2x sehari @1 centong, pemasakan ditumis atau
bersantan
Buah :
semangka/pepaya/apel/pisang 2x seminggu @ 1 potong/buah
Minum : air putih 13 x
sehari @250 ml, teh 1x sehari gula @ 1 sdm
Cemilan : roti pisang 1x
sehari @1 potong, gorengan 4-5x seminggu @2-3 potong, singkong goreng 1x
seminggu @4 potong kecil, roti tawar 1x seminggu @2 slice, bubur kacang hijau
1x sehari @1 piring kecil, keripik 1x sehari @50 gr, biscuit 1x sehari @ 2
buah, klepon/kue ku(kue ketan isi kacang hijau) 3x seminggu @2 potong
|
Setelah masuk RS
|
BBS
|
Kesimpulan
: Asupan makan pasien di rumah berlebih, pasien sering mengemil makanan yang
tinggi lemak dan kalori, jarang mengkonsumsi buah-buahan.
c. Kebiasaan
Asupan Zat Gizi Sehari-hari Berdasarkan SQFFQ
Energi
|
Protein
|
Lemak
|
Karbohidrat
|
|
Asupan
|
2449,4 kcal
|
65,8 g
|
81,75 g
|
366,3 g
|
AKG
|
2250 kcal
|
56 g
|
75 g
|
309 g
|
% Asupan
|
108,9%
|
117,5%
|
109%
|
118,6%
|
Kesimpulan : asupan berlebih
yaitu >100% AKG, hal ini karena pola makan pasien yang tidak baik serta
pemilihan makanan yang tidak tepat
V.
ANTROPOMETRI
TB
|
BB
|
BB
Adjusted
|
155 cm
|
80 kg
|
57,1 kg
|
BBI = 90%(TB – 100) = 90%(155-100) = 49,5 kg
BB Adjusted = BBI
+ 0,25 (BBA-BBI) = 49,5 + 0,25 (80-49,5) = 57,1 kg
Kesimpulan
:
Status
gizi berdasarkan IMT
IMT =
BB/[TB(cm)]2 = 80/2,4025= 33,2 (Obesitas II)
VI.
BIOKIMIA
Hasil
pemeriksaan laboratorium tanggal 24 dan 25 Oktober 2017
Pemeriksaan Darah
|
Nilai Normal
|
Awal Kasus
|
Keterangan
|
GDP
|
70 – 99 mg/dL
|
102 mg/dL
|
Normal
|
Kolesterol
Total
|
<200 mg/dL
|
253 mg/dL
|
Tinggi
|
HDL
|
>40 mg/dL
|
46 mg/dL
|
Normal
|
Trigliserida
|
<150 mg/dL
|
132 mg/dL
|
Normal
|
LDL
Direct
|
<100 mg/dL
|
212 mg/dL
|
Tinggi
|
CKMB
|
<25 U/L
|
18 U/L
|
Normal
|
CK/CPK
|
26-192 U/L
|
161 U/L
|
Normal
|
Albumin
|
3,97 – 4,94 g/dL
|
4,29 g/dL
|
Normal
|
Natrium
|
136-145 mg/dL
|
140 mg/dL
|
Normal
|
Kalium
|
3,5-5,1 mg/dL
|
3,24 mg/dL
|
Rendah
|
Klorida
|
98-107 mg/dL
|
103 mg/dL
|
Normal
|
Troponin
|
<0,01 mikrogram
|
0,011 mikrogram
|
Normal
|
PPT
|
12,3 – 15,3 detik
|
15,9 detik
|
Normal
|
INR
|
0,9-1,1 U/L
|
1,18 U/L
|
Normal
|
APTT
|
27,9 – 37 detik
|
78,9 detik
|
Tinggi
|
SGOT
|
≤32 U/L
|
16 U/L
|
Normal
|
SGPT
|
≤33 U/L
|
19 U/L
|
Normal
|
Keterangan :
Kadar kolesterol total dan LDL Direct pasien tinggi, hal ini terkait kebiasaan
makan pasien yang tinggi kalori dan lemak, serta riwayat hiperkolesterolemia.
Kadar kalium yang rendah menunjukkan pasien mengalami hypokalemia ringan, hal
ini terkait penyakit jantung pasien. APTT (activated partial thromboplastin time) adalah uji
laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur
bersama. APTT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik dan
bersama jika kadarnya lebih dari 7 detik. APTT memanjang pada penyakit
jantung.
VII.
PEMERIKSAAN
FISIK/KLINIS
Domain
Asesmen PD – 1.1 Nutrition-Focused Physical Findings
Kesan umum : compos mentis
TD
|
124/66
mmHg (Diastole rendah)
|
Respirasi
|
20x/menit
(normal)
|
Nadi
|
63x/menit
(rendah)
|
Suhu
|
36,6oC
(normal)
|
Tidak ada nyeri dada dan
sesak nafas
Hasil EKG : ST Elevasi di
II, III, AVF (Penanda STEMI)
VIII.
TERAPI
MEDIS DAN FUNGSI
NAMA
OBAT
|
FUNGSI
|
CPG
|
Mengurangi
thrombus pada infark miokard
|
Aspilet
|
Mencegah
thrombosis
|
Atorvastatin
|
Menurunkan
kadar kolesterol, LDL dan trigliserid dan meningkatkan kadar HDL dalam darah
|
UFH
(Unfractionated Heparin)
|
Mencegah
koagulasi atau pembekuan darah baru
|
Nacl
0,9%
|
Mengembalikan
keseimbangan elektrolit pada dehidrasi
|
TINDAKAN
|
FUNGSI
|
PCI
|
Membuka sumbatan pada pembuluh darah jantung
untuk melancarkan peredaran darah
|
Pemasangan
TPM
|
Untuk menimbulkan denyut jantung ketika
system konduksi jantung mengalami gangguan
|
TINJAUAN PUSTAKA
A. STEMI Inferior Dextra
Infark miokard merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan sel otot jantung mati. Aliran darah di pembuluh darah terhenti setelah terjadi sumbatan koroner akut, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya. Daerah otot di sekitarnya yang sama sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infark (Guyton, 2007). Faktor risiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah yaitu usia, sedangkan yang dapat diubah, antara lain kadar serum lipid, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa, dan diet yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, serta kalori (Santoso, 2005).
ST elevation myocardial infarction (STEMI) merupakan salah satu spektrum sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat (Kumar dan Canon, 2009). Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid (Sudoyo, 2010). Karakteristik gejala iskemia miokard yang berhubungan dengan elevasi gelombang ST persisten yang dilihat berdasarkan EKG dapat menentukan terjadinya STEMI. STEMI inferior dextra merupakan infark miokard dengan elevasi ST yang terjadi pada inferior dinding jantung sebelah kanan.
B. PCI
Percutaneous Coronary Intervention atau PCI merupakan tindakan untuk menangani stenosis atau penyempitan dari arteri koroner plak atheroskelosis. PCI adalah suatu tindakan untuk mengalirkan kembali arteri coroner yang tersumbat thrombus yang menyebabkan Infark miokard dengan ST Elevasi (STEMI) dengan menggunakan balon kateter coroner, baik diikuti dengan pasang stent atau tidak. Pasien dengan STEMI segera dilakukan angiografi coroner, lalu setelah diidentifikasi arteri yang tersumbat, dilanjutkan dnegan upaya membuka sumbatan tersebut dengan cara dimasukkan kawat penuntun dari metal dengan ujung yang floppy untuk menembus sumbatan thrombus tersebut, lalu dilebarkan dengan balon, jika perlu dipasang stent (Rifqi, 2012).
C. TAVB on TPM
Total AV Block (TAVB) merupakan gangguan pada nodus AV dan/atau system konduksi menyebabkan kegagalan transmisi gelombang P ke ventrikel (Davey, 2005). AV block merupakan komplikasi infark miokardium yang sering terjadi (Boswick, 1988). TAVB sering mterjadi sebagai komplikasi dari STEMI pada pasien yang mendapat terapi Primary PCI. Pada AV Block terjadi penurunan denyut jantung sehingga perlu bantuan alat pacu jantung. AV Block derajat III (komplit) ventrikel dirangsang dari sel-sel pacu jantung yang keluar dan dipertemu (frekuensi 40-60 denyut/menit) atau pada ventrikel (frekuensi 20-40 denyut/menit) tergantung pada tingkat AV blok.
Temporary Pace Maker (TPM) adalah pemasangan pacu jantung yang bersifat sementara pada pasien dengan irama jantung lambat. Dilakukan dengan cara memasukan kateter elektroda ke dalam jantung, bagian luar dari elektroda disambungkan dengan generator yang mengatur irama jantung yang terdapat di luar tubuh pasien. Pada pemasangan alat pacu jantung sementara dipasang pada situasi emergensi atau untuk profilaksis, waktu penggunaan kurang dari 30 hari, alat pulse generator diletakkan di luar tubuh dan rute pemasangan elektrode pada: transcutaneous, transthorasik epikardial dan transvenous endokardial.
D. Penatalaksanaan Diet Pada STEMI
Pengaturan diet pada penyakit jantung bertujuan memenuhi kebutuhan gizi tanpa memberatkan kerja jantung dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan energi, protein, lemak dan karbohidrat pasien. Energi yang diberikan untuk penyakit jantung dihitung berdasarkan berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin, faktor aktivitas dan faktor stress sesuai kondisi penyakit. Kebutuhan ptotein, lemak, karbohidrat, dan vitamin cukup, sedangkan kebutuhan natrium dikurangi jika ada hipertensi atau edema. Untuk bentuk makanan, disesuaikan kondisi dan daya terima pasien (Almatsier, 2006).
Pada kondisi STEMI, perlu diketahui faktor resiko yang ada pada pasien, sehingga dietnya juga menyesuaikan faktor resiko. Jika pasien obesitas, maka diet memperhatikan asupan energi dan lemak, jika pasien mengalami dislipidemia, maka diet akan ditambah dengan rendah kolesterol, sedangkan jika pasien mengalami hipertensi maka diet memperhatikan asupan natrium. Umumnya pada diet jantung, kebutuhan lemak sedang yaitu 25-30%, dan kolesterol dibatasi <300 mg perhari. Selain itu juga diperhatikan pemilihan jenis lemaknya antara lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Untuk kebutuhan natrium, dibatasi <2300 mg/hari. (Almatsier, 2006).
DIAGNOSIS
GIZI
NI – 1.3 Kelebihan
asupan energi berkaitan dengan ketidaksiapan melakukan perubahan perilaku makan
dibuktikan oleh IMT 33,2, kebiasaan ngemil 4x sehari dan asupan energy sehari
108,9% dari AKG
NI – 1.4 Asupan
energi diprediksi berlebih berkaitan dengan terapi medis terencana yang
menyebabkan imobilitas dibuktikan oleh pemasangan TPM
NI – 5.6.1 Kelebihan
asupan lemak berkaitan dengan ketidaksiapan melakukan perubahan perilaku makan
dan pemilihan makanan tidak baik dibuktikan oleh hasil laboratorium kadar
kolesterol total 253 mg/dL, LDL direct 212 mg/dL dan asupan lemak sehari 109%
dari AKG
INTERVENSI
GIZI
NP – 1.1 Preskripsi Diet
ND – 1 Makanan Utama dan Snack
E – 1 Edukasi Gizi
RC – 1 Koordinasi dan Rujukan Asuhan Gizi
A.
PLANNING
1.
Tujuan
a. Memenuhi
asupan zat gizi 80% dari kebutuhan
b. Menurunkan
kadar kolesterol total menjadi 200 mg/dL dalam waktu 1 bulan
2.
Prinsip/syarat
diet
a. Energi
sesuai dengan kebutuhan
b. Protein
cukup 1 g/kg BB
c. Lemak
sedang 25% total kebutuhan energi
d. Karbohidrat
cukup
e. Kolesterol
rendah <250 mg/hari
f. Bentuk
makanan lunak
3.
Perhitungan
kebutuhan/zat gizi
a. Energi
(Miflin)
BEE = 10
(BBAdjusted) + 6,25 (TB) - 5 (U) – 161 + 5
= 10
(57,1) + 6,25 (155) - 5 (25) – 161 + 5
= 571 +
968,75 – 125 – 161 + 5
= 1258,75
kcal
TEE = BEE x fa x
fs
= 1258,75
x 1,2 x 1,1
= 1661,55
kcal
b. Protein
Protein = 1 g/kg BB
= 1 g/kg
BB x 57,1 kg
= 57,1 g
c. Lemak
Lemak = 25% TEE
= 25% x
1661,55 kcal
= 415,4
kcal
= 46,5 g
d. Karbohidrat
Karbohidrat =
TEE – protein – lemak
=
1661,55 – 228,4 – 415,4 kcal
=
1017,75 kcal
=
233,67 g
e. Kolesterol
<250 mg
NP – 1.1 Preskripsi Diet
Modifikasi
Diet : Diet Jantung II Rendah Kolesterol
Modifikasi
Zat Gizi : Energi : 1661,5 kcal
Protein :
57,1 g
Lemak : 46,15
g
Karbohidrat :
254,43 g
Kolesterol :
<250 mg
Modifikasi
Bentuk : Lunak
ND – 1 Makanan Utama dan
Selingan
Makan
utama 3x sehari, selingan 2x sehari, susu low fat 1x sehari
B. IMPLEMENTASI
1.
Kajian
Diet di Rumah Sakit
Diet Jantung II Rendah Kolesterol
Energi
|
Protein
|
Lemak
|
Karbohidrat
|
Kolesterol
|
|
Standar
Diet RS
|
1615,6 kcal
|
56,34 g
|
53,77 g
|
236,51 g
|
<300 mg
|
Kebutuhan/planning
|
1661,55 kcal
|
57,1 g
|
46,15 g
|
254,43 g
|
<250 mg
|
%
standar kebutuhan
|
97,2%
|
98,6 %
|
116,5%
|
92,9%
|
120%
|
2.
Rekomendasi
Diet
Standar
Diet RS
|
Rekomendasi
|
|
Makan
Pagi
|
BBN 300 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 100 g
Teh manis 1 porsi
|
BBN 300 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 100 g
Susu Low Fat 200 ml
|
Selingan
Pagi
|
Snack 1 porsi
|
Buah 100 g
|
Makan
Siang
|
BBN 300 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 100 g
Buah 100 g
|
BBN 300 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 100 g
Buah 100 g
|
Selingan
Sore
|
Snack 1 porsi
Susu 1 porsi ml
|
Snack 1 porsi
Teh manis 1 porsi
|
Makan
Sore
|
BBN 300 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 100 g
Buah 100 g
|
BBN 300 g
Lauk hewani 50 g
Sayur 100 g
Buah 100 g
|
Energi
: 1615,6 kcal (97,2%)
Protein : 56,34 g (98,6%)
Lemak : 53,77 g (116,5%)
KH
: 236,51 g (92,9%)
Kolesterol <300 mg
|
Energi
: 1653,2 kcal (99,5%)
Protein : 58,8 g (102,9%)
Lemak : 46,9 g (101,6%)
KH
: 252,7 g (99,3%)
Kolesterol <250 mg
|
3.
Rencana
Monitoring
Hal
yang diukur
|
Pengukuran
|
Target
|
|
Antropometri
|
LILA
|
Akhir
intervensi
|
Tetap
|
Biokimia
|
Kolesterol
total, LDL Direct
|
Sesuai
pemeriksaan
|
Mendekati
normal
|
Fisik/klinis
|
Tekanan
darah, nadi, nafsu makan
|
Setiap
hari
|
Normal
|
Asupan zat gizi
|
Asupan
energi, protein, kerbohidrat, lemak dan kolesterol
|
Recall
24 jam, Comstock
|
Mencapai
80% kebutuhan
|
4. E – 1 Edukasi Gizi
E –
1.1 Tujuan edukasi gizi
1. Mengurangi
asupan energi dan lemak supaya sesuai dengan kebutuhan
2. Mengubah
pola makan sehari-hari
E –
1.2 Prioritas Modifikasi
1. Penurunan
asupan energi dan lemak
2. Frekuensi
selingan
E –
1.4 Hubungan Diet dengan Penyakit
Diet lemak dan energi cukup untuk mencegah
peningkatan kadar kolesterol total yang menjadi faktor risiko penimbunan lemak
di pembuluh darah jantung yang menyebabkan penyakit jantung
E –
1.5 Rekomendasi Modifikasi
1. Asupan
energi, protein, lemak dan karbohidrat sesuai kebutuhan yaitu :
·
Energi : 1661,5 kcal
·
Protein : 57,1 g
·
Lemak : 46,15 g
·
Karbohidrat : 254,43 g
·
Kolesterol <250 mg
2. Selingan
3x sehari
3. Pemilihan
makanan selingan yang rendah kalori dan rendah lemak, direkomendasikan memilih
buah-buahan minimal untuk 1x selingan
RC – 1 Kolaborasi dan Rujukan Asuhan Gizi
1. Pemberian
KSR 3x1 yang dievaluasi 3 hari sekali untuk meningkatkan kadar kalium pasien
Daftar Pustaka
Academy of Nutrition and
Dietetics. 2013. Pocket Guide for
International Dietetics and Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual
Fourth Edition. Chicago : Academy
of Nutrition and Dietetics
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Guyton AC, Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
Kumar, A., Cannon, C.P. 2009. Acute Coronary Syndrome : Diagnosis and
Management, Part I. Mayo Clin Proc; 84 (10) 917-938
Rifqi,Sodqur. 2012. Primary Percutaneous Coronary Intervention (Primary
PCI), Senjata Baru untuk Melawan Serangan Jantung Akut. Medica Hospitalia
vol 1 (2) : 139-142
Santoso M, Setiawan T. 2005. Penyakit Jantung Koroner. Cermin Dunia
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi
I, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing Kedokteran.147:6-9.
Komentar
Posting Komentar