Catatan PKL Anak Gizi : PKL Asuhan Gizi Klinik di RSUD Banyumas

Sebagai seorang calon profesional dalam suatu bidang, pasti memerlukan banyak ilmu dan pengalaman, yang salah satunya dapat didapatkan dari kegiatan praktek kerja lapangan atau PKL. Disela kesibukan PKL ini, Kali ini saya mau menceritakan pengalaman sewaktu pkl Asuhan Gizi Klinik (AGK) 2 dan Pelayanan Gizi Institusi (PGI) di RSUD Banyumas selama 1 bulan. Jadi, pada semester 6 yang hampir akhir ini, mahasiswa gizi dilatih untuk dapat menghadapi pasien secara langsung sesuai penyakit. Tidak hanya dihadapi saja, tapi diatur dietnya selama di rumah sakit. Selain itu, mahasiswa gizi juga dilatih untuk melaksanakan manajemen penpenyelenggaraan maknan massal di Rumah Sakit sesuai kompetensi yang diharapkan. Untuk mata kuliah AGK 2 ini temanya tentang penyakit Degeneratif dan Sindrom Metabolik, sedangkan PGI tentang pelayanan gizi di Rumah Sakit secara keseluruhsambilan. Untuk praktek AGK diberi waktu 1 minggu, sedangkan PGI 2 minggu dan 1 minggu lagi untuk menyelesaikan laporan serta administrasi. Tapi untuk bagian 1 ini hanya menceritakan pkl AGK 2 dulu ya.


Dimulai dari keberangkatan, kami berangkat dari FK UGM pada hari minggu, 30 April 2017 diantarkan oleh Pak Juned yang merupakan supir dari KPTU menggunakan mobil fakultas. For your information, mobilnya kayak yang buat travel tapi lebih enak dan adem :D. Setelah perjalanan selama 3-4 jam, kamipun sampai di kos dekat RSUD Banyumas sekitar pukul 11 siang. Disana kami disambut oleh teman-teman kloter 1 yang bersiap akan pulang ke Jogja karena masa PKL sudah selesai. Kos kami ada 2 kamar yang masing-masing berisi 3 orang, kamarnya nyaman alhamdulillah, ada kamar mandi dalam dan kipas angin serta wifi (asek). Setelah beres-beres dan makan siang, kami beristirahat sambil menyiapkan beberapa perlengkapan untuk pkl esok hari.

Senin tanggal 1 Mei 2017, untuk pertama kali kami menginjakkan kaki di RSUD Banyumas. Kami berangkat bersama menggunakan jas PKL dengan berjalan kaki pada pukul 6.30 WIB, karena jam kerja di sana mulai jam 07.00 dengan diawali apel karyawan terlebih dahulu. RSUD Banyumas cukup besar, dan Intalasi Gizi sendiri berada di belakang dekat ruang pemusalaran jenazah. Pada saat kami datang, diruang mahasiswa pkl banyak petugas yang sedang berdandan dan bersiap-siap menggunaakn kostum. Ternyata di RSUD Banyumas sedang mengadakan perlombaan antar instalasi untuk memperingati HUT RSUD Banyumas yang ke 62. Jadi kamipun mengikuti apel pagi karywan yang juga disisipi penampilan tiap instalasi.

Setelah apel, kami berkumpul diruang pkl dan mendapat orientasi serta penjelasan singkat untuk melkasanakan PKL di RSUD Banyumas oleh Ibu Rika dan Bu Nana. Setelah itu, kami menuju ruang diklat untuk menerima orientasi umum oleh bagian diklat RSUD Banyumas bersama mahasiswa jurusan dan universitas lain yang juga praktek disana. Selanjutnya kami menemui pak Ozi yang merupakan kepala Instalasi Gizi RSUD Banyumas untuk menerima beberapa penjelasan. Sekitar jam 14.00 kami pulang ke kos karena agenda hari ini memang hanya orientasi saja.

Hari kedua mulai melaksanakan pengambilan data, setelah dibagi bangsal dan dosen pembimbing lapangan (DPL). Saya ditempatkan di bangsal Teratai yang alhamdulillah tidak infeksius, dengan DPL bernama Pak Amin Amrullah dan Bu Lisa Viyanti. Hal pertama yang  saya lakukan adalah izin ke ahli gizi bangsal (yang merupakan DPL saya sendiri), lalu oleh Bapak DPL diberikan daftar pasien yang memiliki penyakit sesuai kriteria kasus untuk di skrining gizi. Selanjutnya saya melakukan skrining gizi ke 2 pasien, dan ternyata keduanya beresiko, yang langsung saya ambil sebagai kasus. Kasus pertama yaitu Right Heart Failure (RHF), dan yang kedua Chronic Kidney Disease (CKD) yang kemudian saya assesmen antropometri, dietary dan riwayat personal pasiennya. Untuk data biokimia dan fisik klinis melihat dari rekam medis di Nurse station.

Setelah mendapat persetujuan dari kedua DPL, kami pun mulai menyusun asesmen, diagnosis gizi, intervensi dan rencana mones, dengan selalu berkonsultasi dengan DPL masing-masing. Tugas kami menyusun menu kemudian memporsikan menu pasien 3x makan utama dan snack selama tiga hari, lalu menitipkannya ke pramusaji untuk diantarkan ke pasien. Setelah pasien makan, kami akan mengecek sisa makanan pasien 3x sehari lalu ditimbang untuk bahan monev dietaryselama 3 hari. Untuk mengecek sisa makanan harus kerja sama dengan pramusaji, sehingga harus komunikasi dengan baik. Saya sangat bersyukur mendapat pramusaji yang baik yaitu mbak Nur dan mbak Wiji. Namun saya lebih  akrab dengan mbak Nur karena seringnya bareng shift beliau, sehingga serinh bercerita banyak hal sambil menunggu pasien selesai makan. Yang cukup melelahkan di PKL AGK 2 itu saat pemorsian makan dan pengecekan sisa makanan pasien. Saat pemorsian makan pagi harus berangkat jam 5 pagi, dan saat pengecekan makan malam bisa sampai habis maghrib. Jadi saat PKL AGK sering pulang saat sudah menjelang isya.

Kami mendapat 2 kasus rawat inap yang di monitor selama 3 hari dan 1 kasus rawat jalan yaitu konsultasi pasien rawat jalan. Pasien rawat inap yang kami monev jika setiap makan tidak habis, kami harus mencari tahu apa masalahnya, dan merubah strategi supaya pemenuhan gizinya  meningkat. Seperti yang saya alami, pasien saya yang CKD hanya makan sedkit saat diberi nasi tim, akhirnya hari kedua saya beri bubur nasi dengan ekstra susu. Namun pemenuhannya sangat sedikit, hanya mengkonsumsi lauk hewani nya saja sehingga di hari ketiga saya beri bubur saring (bubur sumsum dengan sayur dan lauk). Saat saya mone, alhamdulillah asupan pasien meningkat, sehingga setelah saya selesai intervensi tetap diteruskan diet tersebut. Untuk pasien yang RHF, asupan makan baik hanya saja sesak nafas karena edema (pembengkakan karena cairan) di paru-paru, sehingga tidak saya ganti dietnya.

Untuk PKL AGK memang susah susah gampang, tergantung kemudahan Allah. Soalnya kalau saya alhamdulillah dari awal dapat 2 pasien yang bisa di intervensi sampai monev 3 hari. Sedangkan adaa beberapa teman saya yang sampai ganti pasien sampi tiga atau empat kali, karena pasiennya pulang atau dipanggil yang Maha Kuasa. Ya kalau sudah begitu banyakin berdoa mohon kekuatan dan kemudahan, sambil tetep membantu dan menyemangatin teman sekelomponya, jangan egois dan sombong mentang-mentang kita lancar jaya, yakan.

Oh iya, untuk yang rawat jalan, mendapat kasus DM, dan harus memberikan konsultasi ke pasien. Karena masih pertama kali, didampingi ibu ahli gizinya. Saat ahli gizi memberikan konsultasi, saya merasa kagum, karena beliau menyampaikan dengan jelas dan mudah dipahami, pokonya terlihat ekspert lah. Walaupun ada insiden pasien mau pingsan karena kelaparan, yak arena kebanyakan pasien DM takut makan. Sampai-sampai saya lari ke dapur tanpa APD untuk minta the manis. Alhamdulillah gak dimarahin karena  keadaan darurat :D.

Saat PKL AGK 2 ini dapet banyak pengalaman dan pelajaran, khususnya untuk lebih merasa bersyukur. Saat asesmen pasien maupun memonitor asupan dan kondisi pasien, saya sempatkan mengobrol dengan keluarga yang menunggu pasien. Ibu pasien saya yang RHF curhat ke saya sampai menangis, saya hanya dapat mendengarkan dan menenagkan serta memberi sedikit masukan (yang semoga bermanfaat.) Untuk keluarga pasien CKD, saya melihat kesabaran dan kesetiaan suami pada istrinya. Suami pasien saya sepertinya tidak pernah pulang dari RS, stay disana menemani sang istri, lalu jika saya sedang menanyakan berbagai hal, suami pasien saya tersebut menjawab dengan senang hati, terlihat sangat memahami kondisi istri dan mau menerima masukan saya untuk meningkatkan kesehatan pasien. Saat saya berikan konsultasi pun juga terlihat antusias, dan banyak berterimakasih pada saya. Satu hal yang membuat saya terharu dan merasa bersalah, kedua keluarga pasien saya itu selalu mengucapkan terimakasih banyak pada saya setiap saya kunjungi, mulai dari asesmen sampai monev terakhir. Padahal saya hanya melakukan sesuai tugas, jadi merasa bersalah, namun juga menjadikan saya lebih bersemangat memberikan diet terbaik.

Sangat bersyukur diberikan kesempatan PKL di RSUD Banyumas, banyak kisah suka maupun dukanya. Misalnya harus merantau 1 bulan jauh dari rumah, tapi malah jadi fokus kok, karena jauh dari orangtua dan teman, sehingga ingin segera menyelesaikan dan pulang kerumah. Selain itu juga  jadi sering mengkonsumsi makan yang terlalu berminyak dan manis, bahkan di Rumah Sakit pun, sayurnya pada manis-manis. Mungkin memang orang Banyumas cenderung suka makanan manis kali ya ngalah-ngalahin jogja. Terus kadang juga dijutekin perawat atau DPL, anggap saja penguatan mental. Dan juga beban laporan dan presentasi karena AGK dan PGI jadi semacam tubrukan. Sebenarnya jatah untuk AGK 2 ini hanya 1 minggu, tapi disebabkan banyak yang belum selesai karena monev belum 3 hari akibat gonta ganti pasien, akhirnya AGK tetap berjalan berbarengan dengan PGI.

Ya itu tadi sedikit sharing saya mengenai pengalaman pkl pertama kali di rumah sakit. Walaupun ini sudah ketiga kalinya PKL, tapi memang ini PKL yang paling berkesan bagi saya. Semoga bermanfaat, semangat bagi yang akan PKL, kita kuad kok ^_^

Komentar

Postingan Populer