Cerita KKN Anak Gizi : KKN di Petungkriyono, Pekalongan Part 3

Nah lanjut lagi ya. Jadi selama KKN disana, kami banyak waktu selo, karena tidak tiap hari melaksanakan program. Apa saja yang kami lakukan? Biasanya hampir tiap hari kami bermain dengan anak-anak kecil, terutama saat mereka masih liburan sekolah. Pernah suatu hari saat masih puasa Ramadhan, setelah subuh biasanya kami semua tidur lagi, eh tiba-tiba kami dipanggil dari luar “kakak kakak kkn!”, karena kami tidak juga keluar, mereka membuat kepanjangan kkn menjadi kakak-kakak nakal. Akhirnya dihari berikutnya kami menuruti ajakan mereka, setelah subuh jalan kaki dijalan yang naik turun berliku menuju Curug Bajing. Dingin dan capek banget, tapi sampai disana disuguhi pemandangan yang hijau adem ayem, mantap cuy. Kami juga diajak bermain ke karang srity, yaitu salah satu tempat wisata berupa tempat perkemahan. Diajak berenang ke sungai yang airnya dingin banget, udah gitu malah ketemu ular, main ke sawah sambil mencari bambu,  perang-perangan di lapangan menggunakan tembakan dari bambu, naik turun bukit, dan banyak lagi, yang pastinya bagus buat spot foto juga (sekalian nyetok foto ala-ala).



Selain berpetualang (eak), kami dari tim kkn mengadakan kelas menggambar, kelas alam, kelas Bahasa inggris, kelas kerajinan dan lain-lain. Seru pokoknya, waktu selo terasa sibuk terus dengan kehadiran adek-adek ini. Kami juga mengadakan acara pentas untuk warga, yang pentas ya adek-adek ini. Sedemikian rupa sehinga, mereka antusias sekali untuk latihan menari di pondokan kkn. Mereka juga antusias berlatih fashion show, drama (walaupun akhirnya gak jadi), bahkan sampai malam kalo gak disuruh pulang, masih betah dipondokan. Pentasnya sukses alhamdulilah, semua senang, semoga menjadi kenangan indah (cya) untuk warga di dusun Tlogopakis. 



Selain bermain dengan anak-anak, kami juga membantu masyarakat. Contohnya sewaktu diadakan buka bersama warga di masjid, kami membantu memasak untuk persiapan buka bersama, bahkan kami buka puasa di rumah warga tersebut, karena sudah terlambat untuk menyusul buka puasa di masjid. Warga juga senang dengan kehadiran kami, setiap kami selesai mengunjungi salah satu rumah, pasti disuruh datang lagi, atau ada tetangga yang ngiri dan mengajak kami gantian main kerumahnya. Setiap bertamu kerumah warga, pasti disuguhi makan besar, dan teh/kopi, ya seadanya tapi warga bahagia, apalagi kalau kita makannya banyak. Ya berpengaruh ke berat badan kita pastinya, pulang KKN pada gemuk. Dipondokan juga gitu, ibu kita bu Kades selalu nyuruh makan, kalau ada yang belum keliatan  makan, walaupun tadi udah makan dipondokan sebelah, pasti disuruh terus sampai terlihat wujudnya lagi makan. “Kan tadi makan disana, disini belum”, begitu kata ibuknya. Saking baiknya ya.

Oh iya, kami juga turut serta rangkaian acara syawalan di Desa Tlogopakis, ada takbiran keliling desaa yang diramaikan dengan pesta kembang api, pertandingan voli dan perlombaan anak-anak, serta pertunjukan Kuda lumping yang meruipakan tradisi dusun Tlogopakis, yang mirip sama Jathilan kalau di Jogja. Ada pengalaman lucu saat nonton kuda lumping ini, jadi sebenernya sebelum nonton udah diingetin supaya jangan pake baju merah. Udah nih gak pake baju merah, tapi kelupaan kalo cuma bawa sendal jepit warna merah, jadi otomatis dipake aja. Pas disana, sandal saya dan temen saya yang juga merah (mana cetar lagi) diincer sama yang kesurupan, serem banget. Alhamdulillah udah diingetin sama warga, pas banget beberapa detik sebelum nyamber sandal, saya udah sempet nyopot sandalnya. Nasib sandal saya digigit, dibawa lari, tapi habis dijatohin langsung disembunyikan sama warga biar gak diambil lagi. Ada-ada aja, seru tapi.


Suasana Malam Takbiran, by Wanapramudya

suasana Pertandingan Voli by Wanapramudya


Pertunjukkan Kuda Lumping by Wanapramudya

Sampai akhirnya, kami tiba diakhir periode KKN. Kami mengadakan acara pamitan dengan warga desa. Kami memuatarkan video tentang desa yang dibuat oleh teman saya, lalu kami memberikan beberapa kenang-kenangan untuk warga dengan mengadakan kuis tebak-tebakan. Alhamdulillah acara berjalan lancar, dan banyak yang membuat terharu, terutama adek-adek. Banyak yang nangis saat acara perpisahan, terutama yang memang dekat dengan kami. Salah satunya yang dekat dengan saya yaitu Ryan dan Tri, kami nangis berpelukan, sedih banget, terharu juga, mereka seperti tidak mau berpusah dengan kami. Saat hari-H pulang KKN pun, tanggal 4 agustus 2017, kami masih bernangis riya dengan keluarga bapak kades, keluarga pondokan kami. Detik-detik pulang, saya sampai diteriakin Ryan “Kak Diah” sambil melambaikan tangan, saat saya sudah naik motor mau menuju ke tempat penjemputan Bis di kecamatan Doro. Terharu.

Sebenarnya masih banyak lagi kegiatan dan kenangan yang kami lakukan selama 2 bulan tinggal di Petungkriyono. Yah suka dukanya pasti ada, tapi kalau saya lebih banyak sukanya. Alhamdulillah disana bikin betah, banget. Biasanya saya ini orang yang sangat homesick, susah jauh dari rumah, tapi disana saya bahagia aja, betah dan gak pengen cepetan pulang. Jadi bener-bener menikmati KKN disana, teman-temannya pun asyik, menyenangkan, lucu, toleran, gak drama alay kayak yang lain-lain (soalnya di tim kkn bestiestku drama banget). Oh iya, yang bikin betah juga karena sinyal internet lancar jaya, tetep bisa yutupan dan instagraman tanpa hambatan. 

Nah disana dapat banyak pengalaman juga, kayak cara bergaul dengan masyarakat, public speaking, belajar Bahasa jawa krama sedikit-sedikit, cara bersabar menghadapi dedek-dedek yang demen banget maksa, pengennya main terus, kadang ada yang ngambek juga, pokoknya banyak lah pengalamannya. Sepertinya masa KKN akan selalu berkesan bagi yang mengalaminya, walaupun mungkin ada yang kurang menyenangkan. Yah sekian cerita KKN saya, walaupun diawal KKN merasa sangat malas dan ogah-ogahan untuk berangkat, karena gak kenal sama temennya dan belum tau mau ngapain, ternyata endingnya membahagiakan. Semangat bagi yang mau KKN, asyik kok, nikmatin ajah ^-^


Komentar

Postingan Populer