Asuhan Gizi Penyakit Ginjal Kronis (Chronic Kidney Diseases)


picture by medicarepharmabusiness.com
Setelah sebelumnya membahas asuhan gizi pada penyakit jantung, disini akan saya berikan lagi contoh asuhan gizi pada penyakit ginjal, yaitu lengkapnya Chronic Kidney Disease Inefektif Perfusi Ginjal. Kasus ini juga saya peroleh dan kerjakan saat PKL di RSUD Banyumas, dibawah bimbingan ahli gizi disana. semoga bermanfaat ^_^

1.    ASSESMEN GIZI

A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny J
Tanggal Masuk : 3 Mei 2017
Umur :  49 tahun
Tanggal Kasus :  3 Mei 2017 sd 7 Mei 2017
Agama : Islam
Diagnosis medis : CKD Inefektif Perfusi Jaringan Ginjal


2.  Berkaitan Dengan Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Mual, kerongkongan sakit dan kering, pusing, kejang, sakit bagian ulu hati, bahu sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit ginjal kronis, keluhan pusing dan sakit dikerongkongan dan bahu
Riwayat Penyakit Dahulu
Lutut sakit karena asam urat tinggi
Riwayat Penyakit Keluarga
-

3. Berkaitan dengan Riwayat Gizi
Data sosio ekonomi
Penghasilan : <1000.000
Jumlah anggota keluarga : 3
Aktifitas fisik
Jam kerja : 6-8 jam       Jenis olahraga : tidak ada      
Alergi makan
Makanan :-                    Jenis diet khusus : -
Masalah gastrointestinal
Nyeri ulu hati : +             Mual :+
Perubahan pengecapan/ penciuman :+
Penyakit kronik
Jenis penyakit :-  Modifikasi diet :-
Kesehatan mulut
Sulit menelan :- Stomatitis :- Gigi lengkap : +
Pengobatan
Riwayat pengobatan ginjal alternatif 1 tahun yang lalu
Perubahan berat badan
Berkurang : 5 kg   tidak disengaja        Selama : ±1 bulan
Mempersiapkan makanan
menyiapkan : masak sendiri Fasilitas kompor, lemari
Pola makan
Pasien biasa makan 3 x/hari
Makanan pokok : Nasi 3x sehari @1 centong (100 gr) ,
Lauk hewani : ayam 1x seminggu @1 potong (50 gr), ikan asin 1x seminggu @1 potong (50 gr)
Lauk nabati : tahu 1-2x sehari @2 potong kecil (100 gr), tempe 1-2x sehari @2 potong (50 gr)
Sayur : kangkung 2x sehari @3 sendok makan (30 gr), terong 2-3x seminggu @3 sendok makan (30 gr), kacang panjang 3-4x seminggu @3 sendok makan (30 gr), sering ditumis
Buah : pisang 3-4x seminggu @1 buah (50 gr), pepaya 1x seminggu @1 potong (100 gr), jeruk 1x seminggu @1 buah (80 gr)
Snack : keripik 3-4x seminggu @1 plastik kecil (50 gr), gorengan 2-3x seminggu @2 buah  (50 gr)
Minuman : air putih setiap hari, sangat jarang mengkonsumsi teh dan kopi
Suka makanan asin

Secara kuantitatif, rata-rata asupan sehari pasien dibandingkan kebutuhan adalah sebagai berikut :
Energi : 1027 kkal (58,9%)
Protein : 36 gr (90,5%)
Lemak : 39,4 gr (81,4%)
Karbohidrat :138,3 gr (48,2%)
           
B.   ANTROPOMETRI
Panjang ulna
TB Estimasi
BBI
LILA
23,3 cm
149,77 cm
49,77 kg
20,5 cm


TB estimasi berdasarkan panjang ulna
TBest = 66,37 + 3,5796 x PU
           = 66,37 + 3,5796 x 23,3
           =  149,77 cm
BBI = TB-100
        = 149,77-100
        = 49,77 kg


Kesimpulan :
Status gizi berdasarkan persentil LILA
Status Gizi = LILA Aktual/LILA Persentil x 100%
                    = 20,5/29,9 x 100%
                    = 68,5%
Berdasarkan data persentil LLA, pasien termasuk status gizi buruk. Dalam kasus ini, pasien hanya dapat diukur panjang ulna dan LLA, dikarenakan kondisi yang sangat lemas. Pengukuran LILA dapat melihat perubahan pada masa otot sehingga bermanfaat untuk mendiagnosis saat kekurangan gizi (Gibson, 2005).
C.     BIOKIMIA
Pemeriksaan Darah
Nilai Normal
Awal Masuk RS
Keterangan
Monosit
0,04-0,06
0,430
Tinggi
Eosinofil
0,01-0,03
0,084
Tinggi
Basophil
0,004-0,01
0,039
Tinggi
RBC
3,8-5,8 106/mm3
3,45 106/mm3
Rendah
Hemoglobin
12-16 g/Dl
9,27 g/dL
Rendah
Hematokrit
36-46 %
27,1 %
Rendah
MCV
80-90 fL
78,6 fL
Rendah
MCH
27-31 pg
26,9 pg
Rendah
MCHC
0,32-0,36 g/dL
34,2 g/dL
Tinggi
RDW
11,6-14,4%
11,2%
Rendah
MPV
6,5-11 µm3
5,33 µm3
Rendah
Kalium
3,5-5 mmol/L
5,4 mmol/L
Tinggi
Natrium
135-150 mmol/L
107 mmol/L
Rendah
Kreatinin
0,5-1,5 mg/dL
8,35 mg/dL
Tinggi
BUN
5-25 mg/dL
80,6 mg/dL
Tinggi
Klorida
95-105 mmol/L
75 mmol/L
Rendah

Tes Klirens Kreatinin = (140-U)x BBI/72 x kreatinin}x0,85 (Perempuan)                               
                                     =     6,39
TKK
Keterangan
75 – 100
Hilangnya fungsi cadangan ginjal
25 – 75
Insufisiensi ginjal
5 - 25
Gagal ginjal kronik
<5
Gagal ginjal terminal

Kesimpulan :
Peningkatan kalium, kreatinin dan BUN serta penurunan kadar hematokrit mengindikasikan kegagalan ginjal akut ataupun kronis. Dari kadar kreatinin, dihitung angka Tes Klirens Kreatini (TKK) dan diperoleh sebesar 6,39, yang menandakan terjadi gagal ginjal kronik. Peningkatan MCHC menandakan terjadinya anemia defisiensi zat besi, yang diperkuat dengan kadar hemoglobin, MCV, dan MCH yang rendah. Kadar natrium dan klorida yang rendah dapat terjadi karena adanya diet rendah natrium atau diet rendah garam (Wahyuningsih, 2013).

D.   PEMERIKSAAN FISIK KLINIS                                                                                                                                                                                                                       
1. Kesan umum : Lemah, Compos Mentis
2. Vital sign :

Nilai Normal
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
Tekanan darah
120/80 mmHg
150/90 mmHg
Tinggi
Respirasi
18-20x/menit
22 x /menit
Tinggi
Nadi
80-100 x menit
98 x/menit
Normal
Suhu
36,5 oC
37 oC
Tinggi

E.     Dietary
Hasil recall 24 jam diet     : Rumah Sakit
Tanggal                            : 3 Mei 2017
Diet RS                            : Rendah Protein Rendah Garam II Rendah Kalium

Implementasi
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Asupan oral
872,7
25,2
28,8
129,2
Standar RS
1537
55,8
44,4
222,1
% Asupan
56,77%
45,1%
64,8%
58,1%

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil recall 24 jam, diketahui asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat pasien inadekuat, yaitu <80% dibandingkan standar rumah sakit. Hal ini dimungkinkan karena adanya kondisi mual, nyeri ulu hati dan perubahan indra pengecapan yaitu ludah terasa pahit.
F. Terapi Medis
Jenis Obat
Fungsi
Interaksi dengan Zat Gizi
Solusi
Ranitidin
Menurunkan kadar asam lambung yang berlebihan
Menyebabkan konstipasi, muntah, dan sulit menelan
Mengkonsumsi makanan lunak dan makanan berserat
Ondansentron 
Mencegah dan mengobati mual dan muntah
Menyebabkan konstipasi
Mengkonsumsi makanan berserat dan awasi keadaan konstipasi
Viccilin
Mengobati infeksi akibat bakteri seperti gonore, infeksi kulit dan infeksi saluran kemih
Menyebabkan mual dan muntah
Mengkonsumsi makanan lunak, dalam porsi kecil dan sering, serta mengkonsumsi antimual
 DIAGNOSIS GIZI

(NI-2.1) Asupan oral inadekuat berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal dan efek samping pemberian obat dibuktikan oleh mual, perubahan indra pengecapan (ludah terasa pahit) dan hasil recall 24 jam <80%, yaitu asupan energi 59,2%, asupan protein 65,5%, asupan lemak 71,1% dan asupan karbohidrat 55%.

(NI-5.4) Penurunan kebutuhan protein, kalium dan natrium berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal dibuktikan oleh hasil laboratorium kreatinin tinggi (8,35 mg/dL), BUN tinggi (80,6 mg/dL), kadar kalium tinggi (5,4 mmol/L) dan tekanan darah tinggi (150/90 mmHg).

(NB-1.1) Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi berkaitan dengan keterbatasan informasi mengenai makanan dan gizi dibuktikan oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan belum pernah mendapatkan konsultasi gizi.

3.  INTERVENSI GIZI

A.     PLANNING
1.      Tujuan Diet :
a.  Memenuhi kebutuhan gizi
b.  Memberikan makanan tanpa memberatkan kerja ginjal dan membantu menurunkan tekanan darah
c.  Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan dan gizi
2.      Syarat / Prinsip Diet
a.  Energi 35 kkal/ kg BB
b.  Protein 0,8 g/kg BB
c.  Lemak sedang 25% dari kebutuhan
d.  Karbohidrat cukup
e.  Garam rendah 1,25-3,75 gram/ hari
f.   Kalium rendah 40-70 mEq/hari
g.  Cairan diberikan sesuai jumlah urin yang dikeluarkan
h.  Bentuk makanan lunak, disesuaikan dengan daya terima
3.     Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi


a. Energi        
TBest = 149,77 cm
BBI =  49,77 kg
Energi = 35 kkal x BBI
            = 35 x 49,77
            = 1741,95 kkal
b.  Protein  = 0,8 gr /kg BBI                          
=  0,8 gr x 49,77
                          = 39,8 gr
                      =  159,3 kkal
c.  Lemak  = 25% x 1741,95 kkal                                          
= 435,5 kkal
= 48,38 gr
d.  Karbo   = 1741,95–159,3– 435,5  
= 1147,15 kkal
= 286,7 gr
e.    Natrium = 0,5-1,5 gr/ hari
= 1,25-3,75 gr garam/ hari
f.     Kalium = 40 – 70 mEq/hari



4.    Terapi Diet, Bentuk Makanan, Cara Pemberian dan Frekuensi
Terapi Diet              : Rendah Protein 40, Rendah Garam II, Rendah Kalium, ekstra Nephrisol
Bentuk makanan   : Lunak
Cara Pemberian    : Oral
 Frekuensi               : 3x makan utama dan 2x selingan ditambah ekstra Nephrisol 1x 125 ml jam selingan pagi

5.      Rencana Monitoring dan Evaluasi

Yang diukur
Pengukuran
Evaluasi/ target
Antropometri 
-
-
-
Biokimia 
Ur, Kreatinin, BUN, dan Hb
Menyesuaikan pemeriksaan
Normal
Fisik klinik
Tekanan darah, lemas, pusing dan mual
Menyesuaikan pemeriksaan
Tekanan darah normal
Lemas , pusing dan mual berkurang
Asupan zat gizi
Asupan energi, protein, lemak, karbohidrat

Daya terima
Setiap hari
Asupan >80%



Daya terima baik

B.     IMPLEMENTASI
1.   Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
§  Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian : RP RG II RK/ Lunak/ Oral
§  Parenteral Nutrisi : -

Energi (kcal)
Protein (g)
Lemak (g)
KH (g)
Standar Diet RS
1537
55,8
44,4
222,1
Kebutuhan
1741,95
39,8
48,38
286,7
% Standar/Kebutuhan
88,23 %
140,2%
91,77%
77,46%

            Pembahasan Diet RS :
  Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa standar diet RS berlebihan dalam memenuhi kebutuhan protein, sedangkan kurang dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat pasien. Mangingat masih adanya gangguan gastrointestinal yang menyebabkan asupan makanan pasien masih rendah, maka terapi diet perlu diubah supaya lebih sesuai dengan kondisi pasien.
2.   Penerapan Diet Berdasarkan Rekomendasi
Pemesanan Diet :
Hari 1 : NT RP 40 RG II RK Eks Nephrisol 125 ml
Hari 2 : BB Lauk Saring RP 40 RG II RK Eks Nephrisol 125 ml
Hari 3 : BS RP 40 RG II RK Eks Nephrisol 125 ml
Pada hari pertama, pemesanan diet berbentuk nasi tim dengan rendah protein, rendah garam dan rendah kalium dan ekstra nephrisol terkait dengan penyakit ginjal kronik. Namun pada hari kedua nasi tim diganti bubur nasi dengan lauk saring dikarenakan asupan makanan yang masih rendah. Kemudian dihari ketiga bubur nasi diganti dengan bubur saring karena asupan pasien masih belum meningkat.

3.    Penerapan Konseling
Masalah gizi
Tujuan Konseling Gizi
Materi konseling
Keterangan
Asupan oral inadekuat
Memberi makanan sesuai kemampuan saluran cerna
Mengedukasi keluarga pasien supaya pasien termotivasi untuk makan, walaupun sedikit terlebih dahulu

Menjelaskan kebutuhan makan pasien sehari serta waktu makannya untuk pedoman makan pasien setelah pulang dari rumah sakit
Konseling
Sasaran :  pasien dan keluarga pasien
Waktu : 10 mei 2017
Tempat : Ruang Teratai A2 (Ruang rawat pasien)
Metode : Tanya jawab
Media : Leaflet diet rendah protein
yang sudah mencantumkan data diri pasien dan standar diet sehari berdasarkan kebutuhan pasien.
Penurunan kebutuhan protein
Memberikan makanan tanpa memberatkan kerja ginjal
Mengedukasi keluarga pasien terkait pemillihan bahan makanan yang rendah protein dan pemilihan sumber protein dengan nilai biologis tinggi
Penurunan kebutuhan natrium
Menurunkan tekanan darah
Mengedukasi keluarga pasien untuk membantu pasien mengurangi konsumsi makanan yang tinggi natrium setelah pulang dari rumah sakit

A.   Chronic Kidney Disease
Berdasarkan National Kidney Foundation (2002), chronic kidney disease (CKD) adalah kerusakan pada fungsi atau struktur ginjal yang berlangsung lebih dari sama dengan 3 bulan, dengan atau tanpa disertai penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).  LFG atau disebut Glomerular Filtration Rate (GFR) merupakan ukuran untuk menilai kemampuan fungsi ginjal yang dihitung dari kadar kreatinin dan kadar nitrogen urea (blood urea nitrogen/BUN) di dalam darah. Kreatinin merupakan hasil metabolisme sel otot yang terdapat di dalam darah kemudian dibuang melalui urin. Kadar kreatinin normal dalam darah adalah 0,6-1,2 mg/dL, apabila fungsi ginjal menurun, kadar kreatinin di dalam darah akan meningkat. LFG dihitung dari jumlah kreatinin yang menunjukkan kemampuan fungsi ginjal menyaring darah dalam satuan ml/menit/1,73m2. Selain itu, CKD dapat pula didefinisikan sebagai keadaan dimana LFG < 60 mL/menit/1,73 m2 selama lebih dari sama dengan 3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal.
Berdasarkan Price dan Wilson (2005), klasifikasi penyebab penyakit ginjal kronik adalah sebagai berikut : penyakit infeksi tubulointerstitial; penyakit peradangan seperti glomerulonefritis; penyakit vaskuler hipertensif; gangguan jaringan ikat sepert lupus eritematosus sistemik; gangguan congenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik; penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, gout, dan hiperparatiroidisme; nefropati toksik akibat penyalahgunaan analgesi dan nefropati timah; nefropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas (batu/calculi, neoplasma, dan fibrosis), dan traktus urinarius bawah (hipertropi prostat, striktur uretra, anomaly congenital leher vesika urinaria dan uretra).
Manifestasi klinis penyakit ginjal kronis meliputi gambaran yang sesuai dengan penyakit yang mendasari, sindrom uremia dan gejala kompikasi. Pada stadium awal, terjadi kehilangan daya cadang ginjal dimana LFG masih normal atau justru meningkat. Kemudian terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Saat LFG sebesar 60%, pasien belum merasakan keluhan. Ketika LFG sebesar 30%, baru terasa keluhan seperti badan lemah, nokturia, mual, nafsu makan kurang, dan penurunan berat badan. Kemudia saat LFG di bawah 30%, pasien menunjukkan gejala uremia seperti peningkatan tekanan darah, anemia, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, mual, muntah, pruritus dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi dan rentan mengalami gangguan keseimbangan elektrolit dan air. Pada LFG di bawah 15%, akan timbul gejala dan komplikasi serius (Suwitra, 2009).
Selain itu, manifestasi klinis penyakit ginjal kronis menurut Smeltzer (2001) antara lain hipertensi akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sistem renin - angiotensin – aldosteron, perikarditis akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh toksik, nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial, penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan cairan. Pasien penyakit ginjal kronis juga mengalami anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, edema akibat penimbunan cairan, perubahan tingkat kesadaran, dan tidak mampu berkonsentrasi.
B.   Pengaturan Diet pada Chronic Kidney Disease
Pengaturan diet penyakit ginjal kronis bertujuan memenuhi kebutuhan gizi tanpa memberatkan kerja ginjal. Energi yang diberikan untuk penyakit ginjal kronis sebesar 35 kkal/kg BB, dengan kebutuhan protein sesuai dengan kondisinya. Untuk pasien pre-hemodialisis, kebutuhan protein sebesar 0,6-0,8 gr/kg BB, dengan syarat sebagian sumber protein harus bernilai biologis tinggi. Sedangkan pada pasien hemodialisis dan CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis), kebutuhan protein lebih tinggi untuk mengganti protein yang hilang saat proses pembersihan racun dari darah. Kebutuhan proteinnya yaitu sebesar 1,2 gr/kg BB untuk pasien hemodialisis dan 1,3 gr/kg BB untuk pasien CAPD. Kebutuhan lemak, karbohidrat, dan vitamin cukup, sedangkan kebutuhan natrium dikurangi jika ada hipertensi, asites, edema, oliguria, ataupun anuria. Begitupula kebutuhan kalium dibatasi jika ada hiperkalemia, oliguria atau anuria. Cairan dibatasi sebanyak jumlah urin yang keluar dalam sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan kurang lebih 500 ml, jika terjadi oliguria atau anuria (Almatsier, 2006).
Terkait dengan hipertensi sebagai manifestasi klinis penyakit ginjal kronis, perlu mengurangi asupan natrium dari garam. Pengurangan asupan garam bermanfaat untuk menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi (Gunawan, 2007). Diet rendah garam antara lain diet rendah garam I, yaitu hanya boleh mengonsumsi kurang dari 0,5 gr natrium atau kurang dari 1,25 gr garam dapur per hari dan diberikan kepada penderita dengan oedema, ascites, dan/atau hipertensi berat, diet rendah garam II yaitu boleh mengonsumsi 0,5-1,5 gr natrium per hari, senilai dengan 1,25-3,75 gr garam dapur dan diberikan kepada penderita dengan oedema, ascites, dan/atau hipertensi tidak terlalu berat, dan diet rendah garam III yaitu boleh mengonsumsi 1,5-3 gr natrium per hari, senilai dengan 3,75-7,5 gr garam dapur dan diberikan kepada penderita dengan oedema dan/atau hipertensi ringan (Sheps, 2005 dan Gunawan, 2007).  
Sumber : 
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Gunawan, S. G. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Kementrian Kesehatan RI
National Kidney Foundation, 2009. Chronic Kidney Disease. New york: National Kidney Foundation. Diakses dari http://www.kidney.org/kidneydisease/ckd/index.cfm#whatis.
Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2. Jakarta : EGC
Sheps, M. D & Sheldon G. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan darah Tinggi. Jakarta: PT Duta Prima
Suwitra, Ketut. 2009 Penyakit Ginjal Kronik, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Edisi 5. In: Aru W Sudoyo, editor. Jakarta: Interna Publishing
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Komentar

  1. Ini untuk memberi tahu masyarakat umum pria atau wanita yang sehat dan sehat
    100% serius tentang penjualan ginjal mereka harus menghubungi Dr rahmat
    Rumah sakit sesegera mungkin.
    Surel; drmercyhospital686@gmail.com Kami memiliki banyak pasien yang saat ini membutuhkan transplantasi ginjal., apakah Anda
    Mencari peluang untuk menjual ginjal Anda demi uang karena masalah keuangan
    rusak dan kami akan membeli ginjal Anda untuk jumlah 800.000 euro untuk ginjal.
    Dan kami juga memiliki HIV / bantuan penyembuhan, jika Anda membutuhkan penyembuhan juga
    kirim email kepada kami sekarang,
    SUREL; drmercyhospital686@gmail.com
    WhatsApp: +2348100367800
    whatsapp +491639478840
    Hormat kami,
    Rumah sakit Dr.

    BalasHapus
  2. Welcome to Apollo Hospital, Specialist hospital that buy kidney.
    Do you wish to sell your kidney in exchange of money? If yes.
    Then contact today to get a reliable and good transaction.
    Contact via below information Immediately
    email: apollohospitalkidneydep@gmail.com
    WhatsApp number: +918122208392
    WhatsApp number: +6285692408306

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer