Catatan PKL Anak Gizi : PKL di Puskesmas Ngemplak 2

Photo by Academiaedu

Hai jumpa lagi, kali ini saya mau menceritakan pengalaman PKL selama seminggu di Puskesmas Ngemplak II, Sleman, Yogayakarta. Jadi, PKL ini adalah yang pertama kalinya dalam kehidupan perkuliahan saya, sebelum PKL di RPG, RSUD Banyumas, Katering, dan RS Sardjito. Jadwal PKL kami ini saat sedang duduk di semester 4, tahun 2015. Kenapa ditulisnya belakangan? Karena baru nemu feelnya aja hehe. PKL ini untuk praktek mata kuliah Gizi dalam Daur Kehidupan (GDDK). Kasus yang kita tangani seputar kebutuhan gizi umum, dari ibu hamil, menyusui, bayi, balita, dewasa dan lansia, belum menangani kasus penyakit. Ya memang awal banget ini. Langsung saja yuk cus ke tempat kejadian perkara.
Jadi, kami yang berjumlah 3 kelompok terdiri dari 9 orang ditempatkan di satu puskesmas yang sama. Dimulai dari hari pertama PKL. Kami berangkat bersama dari kampus, karena belum tau lokasinya. Ternyata cukup jauh dari kampus UGM, malah dekat dengan rumah simbah saya, yang hampir berbatasan dengan klaten. Seperti biasa, hari pertama diisi dengan penerimaan mahasiswa dan pengenalan lokasi PKL, namun tidak lama, karena kami langsung ditugaskan membantu pekerjaan disana. Untuk hari pertama, saya dan beberapa teman ditugaskan di poli gizi, tempat konsultasi gizi rujukan dari poli lainnya. Yah bisa dibayangkan setelah tahu apa tugas kami disana, langsung gedombrengan lah ya. Gimana enggak, baru hari pertama belum belajar apa-apa langsung disuruh ketemu klien kasih konsultasi! Ya sudahlah mau bagaimana lagi kan ya, hadapi saja. Dipoli gizi saya dan teman saya dikenalkan dengan peralatan yang akan digunakan seperti timbangan, microtoise, pita LILA, leaflet dll. Kami juga diajarkan tata cara konsultasi gizi, dari awal klien masuk sampe selesai klien pulang. Kemudian kami dicontohkan terlebih dahulu cara mengkonsultasi pasien. Sambil mengamati dan mempelajari, kami juga sambil deg-degan, bisa tidak ya konsultasi klien?
Selanjutnya, kami diberi kesempatan memberikan konsultasi pada klien, didampingi ahli gizi juga tentunya. Saya mendapatkan klien calon penganten, ada mbak dan mas yang mau nikah gitu. Tapi yang difokuskan disini mbaknya, untuk persiapan hamil begitu konsultasinya. Pertama saya disuruh menggali data umum, kebiasaan makan dan lain-lain. Seharusnya juga ada pengukuran antropometri, tapi karena di data rekam medis sudah ada dan pengukurannya belum lama, akhirnya untuk menghitung kebutuhan menggunakan BB dan TB yang tercantum. Saya pun menghitung kebutuhan pasien sambil deg-degan, karena baru pertamakali dan rumus juga belum hafal, alhamdulillah dibantu ibu ahli gizinya. Selanjutnya, memberi konsultasi yang berisi kebutuhan gizi pasiennya, contoh menu, makanan yang bagus dimakan dan dipantang, aktivitas fisik dan hal yang terkait dengan gizi seimbang, terutama untuk persiapan kehamilan. Untuk teman saya ada yang dapat ibu hamil, anak balita, dan lansia, yang diperoleh tidak hanya saat dipuskesmas, tapi juga saat kunjungan ke posyandu.
Di hari selanjutnya, saya masih ditempatkan di poli gizi, namun kali ini tidak jaga disana, tapi ikut membantu ahli gizi mengunjungi posyandu sekitar puskesmas. Saat itu saya baru tahu, ternyata ahli gizi puskesmas bertanggung jawab terhadap posyandu di desa setempat, banyak juga ya ternyata tugasnya. Oh iya, posyandu yang kami datangi ini tempatnya dekat dengan rumah simbah saya, jadi ingin mampir hehe. Disana kami membantu pengukuran antropometri dan mengamati jalannya posyandu, serta mencari kasus untuk yang belum dapat kasus di poli gizi. Kalau ahli gizinya, biasanya memberikan konsultasi dan penyuluhan pada masyarakat yang hadir ke posyandu. Setelah siang, kami kembali ke puskesmas sambil menunggu jam pulang kerja, yaitu jam 2 siang.
Hari ketiga, kalau saya tidak salah ingat saya ditempatkan di ruang periksa. Hloh kok? Ya kan mahasiswa PKL, dimana aja gak masalah, asal masih berhubungan dengan yang dipelajari. Disana kami membantu dokter dan perawat melakukan pengukuran antropometri yaitu TB dan BB, lalu menghitung IMT pasien yang akan diperiksa, serta membantu membuka dan menutup pintu juga huehe. Saat sedang tidak ada pasien yang, ya kami gabut, berdiri dipojok ruangan, diam saja, paling ngobrol sama temen, belum berani ngobrol sama dokter/perawatnya kecuali kalau diajak ngomong duluan, maklum masih baru. Seperti biasa, kami akan jaga disana sampai siang, karena sudah dapat kasus. Yah enaknya dapat jaga poli gizi dihari pertama ya begini, sudah santai karena sudah dapat kasus, alhamdulillah.
Hari keempat, saya ditugasi untuk membantu ahli gizi mengurusi pasien rawat inap, karena di puskesmas ini ada fasilitas rawat inap, walaupun tidak banyak pasiennya. Kami diajak mengamati dapur, sistem pemesanan makanan, distribusi makanan, dan kunjungan ke pasien. Pasien yang dikunjungi hanya yang beresiko saja, misalnya IMT kurang atau makanannya sering tidak dihabiskan. Saat pertama kali melihat ibu ahli gizi kunjungan ke pasien, kami merasa amaze, kok keren banget ya ibunya bisa kasih konsultasi, memberi masukan gitu kepasien dengan bahasa yang mudah dipahami. Selanjutnya, masing-masing kami diberi 1 pasien untuk dikonsultasi, wadaw, kagok juga, grogi banget jelas, tapi ya harus dihadapi. Kami membawa rekam medis pasien, kami catat data yang diperlukan, masalah gizinya apa, lalu cus ke pasien. kami menanyakan kabar pasien, lalu bagaimana makanannya, seberapa banyak yang dimakan, kalau sedikit penyebabnya apa, lalu kami tanyakan ke pasien apakah ingin ganti, yang diperbolehkan saja seperti ganti nasi ke bubur, kalau sulit menelan. Selanjutnya kami memberikan konsultasi singkat, kenapa diberi makanan seperti itu, kenapa harus dihabiskan, dikaitkan dengan penyakir yang sedang dialami. Setelah selesai, kami mengerjakan catatan ahli gizi untuk diletakkan direkam medis pasien.
Hari kelima, bertepatan dengan  hari jum’at. Kami mengikuti senam rutin bersama pegawai puskesmas. Untuk hari ini, kami diperbolehkan memakai kaos. Seru, kami juga bertemu mahasiswa PKL lain dari jurusan analis kesehatan. Selanjutnya setelah senam, saatnya presentasi kasus, namun yang presentasi hanya perwakilan 2 orang saja. Kami presentasi disaksikan ahli gizi puskesmas, seharusnya ada dosen tapi berhalangan hadir. Beliau datang hari kedua atau ketiga kalau tidak salah (mohon maaf, sudah lama kejadiannya jadi banyak yang agak lupa). Alhamdulillah sudah selesai tugasnya, tapi untuk PKL nya belum, karena pegawai masuk sampai sabtu, jadi keesokan harinya kami tetap hadir untuk revisi laporan PKL.

And finally, selesai sudah PKL pertama saya, yang ditandai dengan makan mie ayam bareng deket puskesmas. Yah banyak kejadian lucu sebenarnya, seperti saya yang salah sebut saat diruang rawat pasien, lalu saat ditugaskan mengantarkan pasien ke ruang psikolog malah saya yang ditunjukkan arahnya oleh pasien (ya gimana, baru hari pertama jadi  belum tau tempat), menyaksikan ahli gizi berantem sama bidan, dan banyak lagi. Tapi pengalaman dan pengetahuan yang didapat juga banyak, terutama karena baru pertama PKL. Seperti disadarkan, begini loh yah kurang lebih tugasmu kalau besok mau jadi tenaga kesehatan, kalau mau jadi dosen atau kerja di industri sih ya beda lagi. Intinya banyak hal yang diperoleh, bersyukur banget diberi kesempatan PKL begini, walaupun cuma sebentar, soalnya kalo kelamaan bisa sambat hehe. Okedeh, sekian cerita PKL pertama saya selaku anak gizi angkatan 2014, semoga bisa menjadi gambaran bagi temen-temen yang akan PKL ya ^_^

Komentar

Postingan Populer